Search This Blog
CABANG KE-222 TX TRAVEL DI HUT RI KE-69
Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69, TX Travel menggenapkan langkahnya pada pembukaan Cabang ke-222 di salah satu daerah di Surabaya. TX KERTAJAYA, diresmikan pada tanggal 16 Agustus 2014 kemarin. Cabang yang dipimpin oleh seorang Owner muda Ibu Elizabeth Leona, telah memantapkan pilihannya kepada TX Travel. Cabang yang terletak di Jl.Kertajaya 252, Surabaya ini diharapkan menjadi penggenap bagi kemajuan TX Travel secara nasional.
TX Kertajaya (EXpress)
Jl. Kertajaya 252, Surabaya 60282
Telp : 031-5017999
Fax : 031-5013999
Email : kertajaya@txtravel.co.id
txkertajaya@gmail.com
Web : www.txkertajaya.com
OWNERS
Elizabeth Leona
HP Owner : +6281233333598
Pin BB : 7624AC38
Email Owner : leona@txtravel.co.id
leona.txkertajaya@gmail.com
TX Travel Buka Outlet ke-220
Tidak mudah melewati semua tantangan dan hambatan untuk akhirnya sampai di titik ini. Cabang ke-220 telah dibuka hari Sabtu lalu, 21 Juni 2014. Cabang Sei Batanghari, Medan akhirnya menjadi penggenap kiprah TX Travel untuk melayani permintaan yang tinggi di Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini. TX Sei Batanghari adalah cabang ke-4 di Medan selain TX Katamso, TX Jamin Ginting dan TX Setia Budi. Dengan kehadiran anggota baru di kota yang telah memiliki Bandar Udara bertaraf Internasional ini, diharapkan akan mampu meningkatkan pelayanan kami kepada seluruh pelanggan setia TX Travel di Kota Medan.
Bandara Kualanamu telah memiliki fasilitas Check-In Counter sekelas dengan Bandara Changi di Singapura. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan layanan kereta api untuk memudahkan penumpang menuju Kota Medan. Cukup dengan Rp.80.000,-/orang, penumpang kereta api bisa tiba lebih cepat dibandingkan jika menggunakan akses darat seperti Bus atau Taksi. Dari segi biayapun lebih ekonomis.
Cabang ke-220 Tanggal 21 Juni 2014 TX Sei Batanghari (EXpress)Jl. Sei Batanghari No.164 Medan
Telp. +6261 - 80031410-11 Fax. +6261 - 80026499
www.txseibatanghari.com
Email: seibatanghari@txtravel.co.id
INFORMASI SITUASI DI THAILAND Rabu 21 Mei 2014
Meskipun Royal Thai Army telah menyatakan darurat militer kehidupan di Thailand tetap berjalan seperti biasa. Menurut pernyataan Royal Thai Army, ini bukan kudeta, tapi semata-mata untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban dan masyarakat tidak perlu kuatir dan dapat menjalani kehidupan seperti biasa.
Saat ini tidak ada jam malam di Bangkok atau tujuan wisata lainnya di Thailand. Penduduk dan wisatawan dapat bebas bepergian di Bangkok dan kota-kota lain seperti biasa. Namun, penumpang penerbangan disarankan untuk mengalokasikan setidaknya 3-4 jam sebelum jadwal waktu keberangkatan pesawat mereka agar memastikan waktu yang cukup.
Badan Pariwisata Thailand (Tourism Authority of Thailand/TAT) terus memantau situasi, dan ingin memberitahukan kepada wisatawan dan industri pariwisata bahwa semua lembaga terkait akan menggunakan upaya terbaik untuk memastikan kenyamanan para wisatawan. Semua transportasi umum dan tempat-tempat wisata, termasuk bandara, lokasi wisata dan pusat perbelanjaan, tetap buka seperti biasa. BTS (kereta skytrain), MRT (kereta bawah tanah), feri, semua berjalan normal.
Sementara itu, situasi di lokasi unjuk rasa di Bangkok tetap normal. Lokasi kelompok anti-pemerintah terletak di sekitar Government House - yaitu di Makkhawan Rangsan Bridge di Ratchadamnoen Nok Avenue dan Chamai Maruchet Bridge di Phitsanulok Road - dan di Kompleks Pemerintahan di Chaeng Wattana dan di Monumen Demokrasi di Ratchadamnoen Klang avenue. Sedangkan lokasi kelompok pro-pemerintah berada di jalan Aksa di pinggiran barat Bangkok. Wisatawan disarankan untuk menghindari lokasi demo.
Bangkok adalah kota yang besar sehingga wisatawan dapat dengan mudah menghindari lokasi demonstrasi. Lalu lintas di sebagian besar wilayah Bangkok juga berjalan normal. Beberapa lokasi favorit turis Indonesia juga buka seperti biasa: - Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun - MBK, Siam Paragon, Central World, Terminal 21 - Chinatown - Khao San (namun hindari arah timur ke Ratchadamnoen) - Rambuttri - Platinum & Pratunam - Asiatique - Chocolate Ville - Dream World - Ancient City (Muang Boran) - Dekat airport Suvarnabhumi (contohnya jika masih banyak waktu sebelum ke bandara): Mega Bangna, Dream World - Siam Niramit & Thai Cultural Center - Chatuchak - Thonglor – Ekkamai - Ratchadapisek (misalnya Somboon)
Luar kota seperti Pattaya, Ayutthaya, Damnoen Saduak, Hua Hin, Khao Yai, Chiang Mai, Phuket, Ko Samui, Sukhothai, normal dan aman.
English version: http://www.tatnews.org/category/tat-releases/situation-update/
Warm Regards,Willyen (Yeyen/Ms.) Tourism Authority of Thailand,Jakarta Office The Plaza Office Tower,38th Floor Jln.M.H.Thamrin Kav.28-30 T: 021 - 2992 2353/4
Sangalaki Surga Derawan
Sangalaki adalah salah satu pulau di Kepulauan Derawan. Derawan sendiri sebuah kecamatan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kami hanya singgah satu jam di Pulau Derawan, sesaat sebelum memasuki Sangalaki. Di sini pun hanya makan siang dan membeli cenderamata. Hanya di pulau ini terdapat toko dan penginapan untuk umum.
Derawan memang menjadi pintu masuk ke kepulauan yang namanya syarat dengan nama anggota keluarga ini: Derawan, Sangalaki, Kakaban, dan Maratua. Tidak ada yang bisa menjelaskan secara pasti apa arti nama-nama pulau tersebut.
Di Sangalaki hanya ada Sangalaki Resort dengan 9 kamar. Karena berperan sebagai konservasi itulah pulau ini membatasi diri pada jumlah pengunjung.Yang menarik dari pulau ini adalah pemandangan lautnya, baik di permukaan maupun di bawah. Di permukaan, laut sangat tenang. Nyaris tidak ada riak, apalagi gelombang besar. Speed boat yang kami tumpangi melaju tenang di kecepatan rerata 50 knot. Tenang, nyaris tanpa goncangan. Bulan-bulan ini laut sedang mati, demikian disebutnya.
Waktu di sini lebih cepat sejam dari waktu Jakarta. Di sini masuk Waktu Indonesia Tengah. Meski lebih cepat, rasanya waktu berjalan begitu lambat. Malah, seakan berhenti. Maklum, pulau ini senyap dari gegap gempita teknologi. Sinyal selular hanya disediakan oleh Telkomsel. Operator lain belum menancapkan menara BTS. Alhasil, saya dan sebagian besar pelancong yang tidak berafiliasi ke Telkomsel mesti benar-benar menarik diri dari hiruk-pikuk komunikasi dengan dunia luar. Kami fokus berkomunikasi dengan sesama dan alam sekitar.
Sejak awal memang saya memutuskan untuk memeluk kesunyian. Saya tidak membeli kartu perdana lain demi bisa berselanjar di dunia maya. Dunia nyata lebih menarik saat ini. Tiga hari menarik diri dari keramaian sungguh jadi kemewahan. Betapa mahal kesunyian di zaman ini.
Apa yang istimewa dari pulau ini? Seperti yang saya ceritakan di depan, penyu-lah daya tarik utama pulau ini. Pada malam hari, sepanjang musim, selalu ada penyu yang menepi ke daratan. Di bulan Agustus jumlahnya bisa ratusan ekor. Mereka bertelur. Tidak semua. Sebagian kembali ke laut tanpa meninggalkan telur.
Penyu butuh ketenangan untuk bertelur. Dan Sangalaki tempat yang tepat mereka pilih. Tanpa penghuni, penyu merasa nyaman bertelur. Oleh karena itu, salah satu peraturan yang diberlakukan bagi pengunjung adalah larangan untuk bepergian pada malam hari, lebih-lebih dengan menyalakan lampu. Jika itu terjadi, dipastikan penyu urung bertelur. Dan jika situasi demikian dibiarkan, maka perkembangbiakan penyu pasti terhambat.
Juga tidak boleh berkemah. Alasannya sama, bisa memudarkan rasa nyaman penyu. Apa yang boleh? Ini menariknya. Tertulis di papan peraturan, “Tidak boleh mengambil apa pun di pulai ini kecuali foto dan kenangan.” Aha, keren! Memancing saja tidak boleh, apalagi mengambil ikan. Karena itu, semua makanan yang dihidangkan di kami, termasuk ikan, dibelanjakan di Tarakan. Pesan lain, sangat disarankan tidak membeli cenderamata berupa tukik (anak penyu) yang diawetkan. Maklum, ada beberapa warga yang menjual cenderamata itu.
Ini penjelasan Pak @AntonThedy, “Dari seribu tukik yang menetas dan kembali ke laut, hanya satu yang berpeluang hidup. Lainnya dimakan predator laut.” Betapa berat perjuangan tukik untuk bertahan hidup hingga besar menjadi penyu. Mirip manusia. Kita yang hidup sekarang adalah satu-satunya pemenang dari 100 juta sperma yang berlomba membuahi sel telur.
Karena kelangkaan itu, pengunjung diajak untuk melestarikan lingkungan. Seperti malam ini, kami diajak untuk melepas sekira 100 tukik di tepi pantai. Istimewa, insting tukik-tukik itu tajam. Saat belum genap sehari, mereka sudah mengenali di mana letak laut. Begitu menyentuh pasir, mereka langsung berlari ke arah laut, lalu berenang untuk kali pertama. Untuk sekira sepuluh hari ke depan, tukik-tukik itu bisa hidup tanpa makan. Keren kan? Sedari menetas mereka sudah dibekali makanan untuk bertahan hidup. Ini pertama kali saya memegang tukik yang baru menetas tadi pagi. Sebelum saya lepas, saya sempatkan untuk menatapnya dalam-dalam. Ia bergerak-gerak seolah tak sabar untuk lekas berenang. Atau mungkin ia menggeliat-geliat karena takut saya telan. Tak ada suara. Ia bergerak dalam diam. Matanya bulat masih kosong. Kepalanya mendongak-dongak. Ini yang membedakannya dari kura-kura. Kepala kura-kura bisa menarik diri dan bersembunyi di dalam rumahnya, sedangkan kepala penyu tidak.
Pelepasan tukik menjadi atraksi wisata yang menarik di Sangalaki.
Sangalaki merupakan satu dari sekian pulau di Kepulauan Derawan yang ditetapkan pemerintah sebagai Taman Wisata Alam. Secara khusus sebagai kawasan konservasi penyu. Saat makan siang di Derawan, penyu-penyu melenggang pelan di bawah rumah makan. Di Derawan ada kampung apung yang berdiri menjorong hingga 100 meter ke arah laut. Airnya bening, sangat bening, hingga pergerakan ikan dan penyu bisa dilihat dengan mata telanjang.
Selain penyu, ada binatang lain yang jadi daya tarik kawasan ini. Ialah burung maleo (Macrocephalon maleo). Sejatinya, burung ini hanya hidup di daratan Sulawesi. Warnanya hitam pekat. Jambul di atas kepala mirip tanduk.
Burung ini unik. Telurnya lebih besar dari ukuran tubuhnya. Tak heran, disebut-sebut, saat bertelur, maleo akan berteriak kencang dan sesaat kemudian pingsan. Jumlah telurnya tak banyak, hanya sekitar 5 biji. Maleo tak mengerami sendiri telurnya. Ia menitipkan kelahiran anak-anaknya pada tanah, sama seperti penyu. Uniknya, mereka bisa mendirikan sarang dari pasir yang tingginya juga jauh lebih tinggi dari tinggi tubuhnya yang hanya sekira 15-20 cm saat berdiri. Di dalam gundukan tanah itu mereka menguburkan telur-telurnya sampai anak-anak mereka menetas, 62-85 hari kemudian. Selama itu pula, mereka mempercayakan pengamanan telur-telurnya kepada tengau. Binatang kecil yang sangat gatal itu yang menyebabkan predator seperti biawak tak sanggup membongkar gundukan tanah dan mencuri telurnya. Juga manusia.
Di Sangalaki, mereka tinggal di dalam hutan. Makanan mereka biji-bijian, buah, juga semut dan serangga kecil. Dari bibir pantai terdengar suara-suara mereka mirip suara angsa. Mereka pun berkeliaran santai di belakang saung tempat kami merebahkan diri. Daya tarik lain ada pada lautnya. Sesaat setiba kami di Sangalaki, kami diusung ke tengah laut. Ini yang dinanti-nantikan para pelancong di sini: snorkeling. Hampir semua dari kami terjun ke air. Termasuk saya. Tentu saja pakai pelampung karena saya tidak lihai berenang, apalagi di laut. Selanjutnya, perjalanan kami selalu berhubungan dengan air. Maka, jika ke Sangalaki, pastikan melengkapi diri dengan baju renang. Pakai sandal saja dalam perjalanan karena kebanyakan aktivitas bisa tanpa alas kaki. Pelampung sudah disediakan resort.
Kali ini lokasinya tidak dalam, tak sampai dua meter. Di kesempatan berikutnya, untuk peserta yang suka berenang, dipilihkan lokasi yang lebih dalam. Saya menikmati pemandangan laut dari atas speed boat kali ini. Dengan kacamata dan selang udara yang disediakan Sangalaki Resort, kami bisa merenangi permukaan laut sambil menikmati karang yang atasnya jadi tempat bermain ikan-ikan. Indah sekali. Walau sesekali harus menghindar dari ubur-ubur yang—kabarnya—tumben ada. Kata Mas Bambang, pimpinan perjalanan lokal, belum pernah ada ubur-ubur sebelumnya. “Ini ubur-ubur menyengat. Jangan sentuh ya,” pesan lelaki Madiun, Jawa Timur, yang baru sebulan menikahi perempuan Rembang, Jawa Tengah ini.
by @AAKuntoALelaki di Sangalaki
Bukan hanya untuk lelaki, namun banyak kisah lelaki di Sangalaki. Sangalaki juga untuk perempuan karena banyak inspirasi tentang sifat-sifat keibuan di sini.
Hampir tengah malam ketika seseorang mengetuk kamar kami. Ketukan lirih ini begitu jelas terdengar. Saking sunyinya, suara mendesis saja terendus.
Saya belum tidur ketika orang itu membuka pintu sambil berujar, “Jadi lihat penyu bertelur, Mas?” Tanpa pikir panjang, saya sahut, “Sekarang?” Di balik pintu yang gelap saya lupa wajah petugas resort itu. Jika petugas itu membaca tulisan ini, izinkan saya mengucapkan terima kasih. Malam itu saya lupa mengucapkannya. Sore sebelumnya, petugas resort memang berjanji, pukul berapa pun kami akan dibangunkan jika ada penyu hijau (Chelonia mydas) yang menepi untuk bertelur. Kami sempat ragu sebab malam sebelumnya tak satu penyu pun berlabuh di Sangalaki, pulau tempat kami menginap dua malam ini. Mungkin mereka malu kepada kami. Atau mungkin mereka sedang mengamati dari jauh apakah kami orang baik yang tidak akan mengganggu mereka.
Sore kedua, saat air laut semakin surut, kami sempat bermuka masam mendapati kenyataan tak bakal memergoki penyu bertelur. Wajar, sebab salah satu tujuan kami berlibur ke Sangalaki adalah karena pulau ini ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kehutanan sebagai pulau konservasi penyu.
“Di sektor 12,” jawab seorang petugas lain saat Pak Johny Sudiyanto, pemilik Sangalaki Resort, tempat kami menginap, bertanya di mana lokasi penyu bertelur. Dibimbing sebuah senter yang dipegang petugas, kami yang berkumpul di depan saung makan, menyusuri jalan tanah di belakang resort. Berjalan satu-satu, sebentar kemudian kami sampai di tepi pantai sisi timur, 200 meter dari kamar kami.
Pak Rudi, polisi hutan yang malam itu berpatroli, menyambut kami di bibir pantai. Lelaki berperawakan gempal itu menyambut kami dengan informasi berharga. “Bapak dan Ibu, di depan kita ada seekor penyu yang baru saja naik ke darat kira-kira 15 menit yang lalu,” ujarnya sambil menunjuk bekas tapak penyu berlebar sekira 80 cm. “Supaya penyu nyaman bertelur, mohon Bapak dan Ibu tidak mengarahkan lampu penerangan ke arah penyu. Juga jangan melakukan gerakan berlebih. Penyu sensitif pada getaran,” imbuhnya. Sssttt, lalu kami saling menyilangkan jari di bibir untuk memberi tanda agar tidak berisik. “Oh, kalau berbicara nggak papa. Penyu tidak peka pada suara,” lanjut bapak seorang putri bernama Kia yang ia ajak ke tempat tugas supaya ia tahu pertumbuhannya. Tentu, malam itu Kia tidur di rumah dinas mereka.
Setelah Pak Rudi menginformasikan bahwa butuh waktu sekira 30 menit untuk memastikan penyu bertelur atau tidak, kami pun ngelesot di atas pasir. Saya duduk persis di samping Pak Rudi. Menghadap pantai, kami membelakangi penyu yang sedang krasak-krusuk mencari lokasi. Penyu itu 3 meter di belakang kami. Ia sedang merangsek di antara semak-semak. Sebentar kemudian, keempat kakinya bergantian mengibas-ibas, mendepak-depak pasir, membuat cekungan. Mandi pasir, begitu istilah Pak Rudi. Mandi pasir bukan jaminan penyu bakal bertelur. Ia hanya akan bertelur jika sudah benar-benar menemukan tempat yang aman. Hmmm, betapa penyu seperti ibu. Ia pastikan ratusan telur yang akan dilahirkannya terlindung dari bahaya predator. Di Sangalaki, predator pemangsa telur penyu adalah biawak. Bersembunyi di dalam hutan, jumlah mereka pun banyak. Pak Rudi tak mengetahui jumlahnya.
Hanya biawak? Hiks, ternyata tidak. Manusia adalah predator yang tak kalah buas. Pegawai negeri sipil di Kementerian Kehutanan itu bercerita mengapa setiap pukul 12 malam ia berpatroli jalan kaki keliling pulau. Ada pencuri telur yang mengintai. Bukankah pulau ini kecil sehingga jika ada perahu mendekat akan terlihat atau terdengar? Saya melontarkan keheranan. “Mereka pintar. Kadang perahu ditinggal di tengah lalu mereka berenang menepi,” ungkapnya. Pencuri-pencuri itu berbuat nekat demi telur yang sebutirnya laku Rp 6.000 di pasar gelap. Katanya, untuk jamu kejantanan. Sudah ada beberapa orang, sebutnya, yang dipenjara gara-gara mencuri telur penyu.
Saat asyik bercerita, dan saya mulai terkantuk-kantuk, saya terkagetkan dengan suara gaduh dari penjaga pantai yang lain. Penyu sedang bertelur! Aha, ini yang kami tunggu-tunggu. Pak Jonathan sigap menyalakan video perekam. Dibantu sorot senter, pengusaha konveksi di Bandung itu mendokumentasikan proses bertelur tersebut. Kata petugas, saat bertelur seperti ini, penyu sudah boleh disorot cahaya dan dipegang-pegang. Saya pun mendekat, melancarkan jurus-jurus memotret menggunakan kamera poket Nikon Coolpix AW120 (uji coba, belum beredar untuk publik) milik @DittoBirawa, lelaki fotografer profesional yang ikut dalam perjalanan ini. Ditto sendiri memilih meringkuk di kamar yang adem setelah seharian capek snorkeling dan merekam objek-objek menarik.
Ini kali pertama saya begitu dekat dengan penyu. Saya terharu melihat penyu itu. Matanya sayu. Geraknya lambat namun bertenaga. Tak berkata-kata.
“Don... lewat sini Don....” Entah siapa yang memulai, spontan kami menamai penyu itu Don. Spontan saja, bukan lantaran ada perempuan penyiar radio PasFM Jakarta @DonnaOriza di tengah kami.
Don menurut saja. Ia bergegas meninggalkan ruang bersalinnya menuju bibir pantai. Dalam beberapa langkah, ia meluncur ke bawah, lalu sekejap sudah menceburkan diri di air. 49-60 hari lagi, telur-telur itu akan menetas menjadi tukik. Selama itu pula nasib telur-telur itu ada di tangan Pak Rudi dan penjaga pantai lainnya.
Saya menyimpan pengalaman malam itu dalam-dalam. Malam penuh kenangan di Sangalaki. Kenangan ini seolah mengubur satu kesedihan saya, yakni tidak sempat melihat manta (Manta birostris). Ikan pari terbesar di dunia ini hanya terdapat di beberapa perairan di Indonesia. Kelangkaan itu menjadikan mereka sebagai binatang yang dilindungi, pantang diburu.
Perairan Sangalaki termasuk dikenal sebagai spot manta selain di Raja Ampat, Papua. Kami tidak beruntung. Sudah beberapa kali mengitari perairan, manta tak kunjung menunjukkan kibasan sayapnya. Rony, nakhoda speed boat kami, berulang kami menghentikan perahu di tempat biasa manta muncul, lalu menebarkan pandangan ke sekeliling. Lelaki asal Manado, Sulawesi Utara, itu bersungut-sungut.
Manta-manta itu bersembunyi entah di mana. Mungkin mereka hendak berpesan agar kami kembali lagi...
by @AAKuntoA
TX Travel Meraih 2 Penghargaan Franchise Market Leader & Fastest Growing 2014
Acara juga dihadiri pemenang kategori lain seperti penghargaan tinta isi ulang diraih oleh Veneta, kategori printing diraih oleh Snapy, kategori sekolah menggambar diraih oleh Global Art School. Dan masih banyak lagi kategori lain yang diraih oleh Pecel Lele Lela, Sekolah AIUE, dan lain-lain.
Acara ini diselenggarakan untuk menggairahkan dan meningkatkan bisnis dibidang franchise yang masih salah konsep dan perlu diluruskan agar bisnis franchise bisa berkembang dan membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Berkat kerja keras Bapak Anton Thedy membangun TX Travel, Puji Syukur TX Travel meraih penghargaan ini selama 4 tahun berturut-turut. Sungguh penghargaan luar biasa yang membuat Bapak Anton selaku Founder TX Travel mengembangkan bisnis waralabanya dan melayani konsumen dibidang Tour dan Travel dengan spenuh hati.Sangalaki-Derawan Keindahan tak Ternilai Wisdom (Wisata Domestik)
Maratua
Berjarak sekitar 1 jam dari Pulau Derawan, tempat ini sangat terkenal dengan water villa. Ketika hendak mencapai saya sangat terkagum dengan penataannya. Memang tampak sangat cantik dan luar biasa. Saya sangat terkagum-kagum dengan Negeriku tercinta ini. Villa di Maratua memang dimiliki oleh orang Malaysia. Akan tetapi bila tanpa didukung keindahan alam Indonesia desain villa ini pun tidak akan nampak cantik. Tapi saya merasa benar-benar ilfeel ketika masuk dan bertanya beberapa informasi. Sebuah pelayanan yang sangat asal-asalan dan kemudian saya ingin membeli makanan untuk mengisi perut ini akan tetapi mereka tidak menyiapkan makanan alasannya dikarenakan tidak ada tamu saat ini. LAH... Kami ini apa?? Lalu kalau mau nginap ga makan dong??? Dan untuk melihat-lihat di villa inipun kami dikenakan biaya masuk sebesar 30.000. Tapi memang saya akui tempat ini sungguh tidak kalah dengan Maldives. Sebuah pasir putih lembut dengan pemandangan Water Villa dan air yang jernih. Tetapi sayang tidak ada nuansa yang mendukung. Bila anda tinggal di tempat ini anda akan dikenakan charge bila anda ingin berpindah pulau untuk snorkeling atau diving.
Kakaban
Sebuah pulau besar yang sepintas terlihat dengan mayoritas hutan. Letaknya berdekatan dengan Maratua dan Sangalaki. Tempat ini adalah pulau yang wajib dikunjungi. Di tengah Pulau Kakaban ini terdapat sebuah danau yang terbentuk dari rembesan air tanah dan hujan. Yang menjadi poin utama di Pulau ini adalah Ubur-ubur. Ubur-ubur di Kakaban tidak menyengat dan tidak memiliki racun. Di dunia hanya ada 7 ubur-ubur yang tidak menyengat. Dan hanya ada 2 yang tinggal di danau atau perairan tenang. 1 spesies ini hanya ada di Kakaban dan di Palau Beach. Jumlahnyapun tidak 1 atau dua tapi ribuan. Ubur-ubur ini sebenarnya ubur-ubur biasa pada jaman dulunya. Akan tetapi karena mereka tinggal di habitat yang tidak ada pemangsa atau predator maka mereka tidak lagi menggunakan sengat. Sehingga mereka berevolusi menjadi tidak beracun dan menyengat.
Sangalaki
Kegiatan di Pulau Sangalakipun sangat menarik banyak hal yang bisa anda lakukan dan tidak bisa ditemui di tempat lainnya. Saya terkagum-kagum dengan satu aktivitas yang bisa dilakukan hanya di Sangalaki yakni berenang dengan Manta ray (Pari Manta). Manta Ray adalah spesies dalam keluarga besar jenis Pari, tapi tipe ini tidak menyengat dan makan plankton. Sehingga mereka tidak akan menabrak kita malah sebaliknya akan menghindar. Di Sangalaki ada area Manta point, Manta Parade dan Manta rest area. Manta Ray memang sudah sangat susah untuk ditemukan. Tapi anda bisa merasakan seolah-olah anda berada di tengah-tengah mereka dan sangat menakjubkan. Saya sebenarnya tidak begitu suka dengan olahraga snorkeling atau diving. Tapi sepulang dari Sangalaki saya jadi jatuh cinta dengan olahraga air yang satu ini
Selain berenang dengan Manta Ray ada juga hal yang menakjubkan hati ini tanpa memerlukan keahlian khusus. Yakni anda dapat melihat matahari terbit dan matahari terbenam di 1 pulau. Bahkan bisa saya katakan di depan jendela kamar. Sungguh luar biasa, karena menurut saya ini sebuah hal yang sulit untuk ditemui. Kecantikan pecahan sinar di moment sunrise dan sunset memang susah digambarkan dengan kata-kata. Lebih baik bisa dilihat dari dokumentasi foto saya di bawah. Biar bisa membayangkan keindahannya.
Trik Mendapatkan Tiket Murah dan Perjalanan Hemat @AntonThedy, Managing Director TX Travel
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan sistem pemasaran maskapai penerbangan, agen travel seperti terpinggirkan. Para calon penumpang sekarang sudah dapat mengakses sistem pembelian dan pembayaran tiket penerbangan lewat website dan bahkan lewat telepon genggam yang pintar.
Namun pada kenyataanya, agen travel juga mempunyai peran yang penting bila kita ingin merencanakan perjalanan lebih hemat. Dan tentu saja yang paling penting, dengan menggunakan jasa agen travel, penumpang tidak perlu repot mengurus segala sesuatunya. Lalu bagaimana agen travel tersebut berperan?
Agen travel pada dasarnya adalah pembantu penumpang dalam merencanakan perjalanan sesuai kebutuhan penumpang tersebut. Untuk itu agen travel harus tahu siapa konsumen yang akan dibantunya. Apakah ibu rumah tangga, pedagang, orang kantoran, pebisnis, dan sebagainya. Karena setiap konsumen kebutuhanya berbeda, pelayananya juga harus berbeda. Jika kita menginginkan perjalanan yang hemat dengan tiket yang murah, pihak agen travel juga akan senang hati membantu.
Untuk mendapatkan tiket murah dan perjalanan hemat memang tidak mudah. Calon penumpang minimal harus mengecek harga tiket tiap maskapai dan harus membandingkanya. Hal ini harus dilakukan terus-menerus karena peminat tiket murah ini banyak. Selain itu calon penumpang juga harus menyelesaikan administrasinya.
Dengan bantuan agen travel, calon penumpang tidak perlu serepot itu. Mereka tinggal menunggu dan kemudian memberikan persetujuan atas apa yang sudah diusahakan agen travel. Untuk hal tersebut tentu saja ada biaya tambahan namun nominalnya tidak besar.
Trik Mendapatkan Tiket Murah dan Perjalanan Hemat @AntonThedy, Managing Director TX Travel
Tujuanya kemana? Kalau tempat liburan, akhir pekan pasti mahal. Tapi kota bisnis seperti Balikpapan, murah. Hari Jumat, Jakarta-Balikpapan murah. Sebaliknya Balikpapan-Jakarta Mahal.
Jam Keberangkatan. Jam tertentu misalnya jam 4 pagi Jakarta-Medan tidak popular maka harganya murah. Kakarta surabaya 7-8-9 pagi selalu mahal karena jam bisnis. tapi jam 4-5-6 harganya murah.
Pantau adanya program-program diskon maskapai.
Beli paket, misalnya tiket pesawat plus hotel. Kalau beli tiket saja harganya Rp. 1 Juta tapi kalau sama hotel jadi Rp. 1,1 juta. Itu kebijakan masing-masing perusahaan.
Beli Group(Rombongan) harga tiketnya akan jadi negosiasi.
Hindari libur panjang. Disaat orang banyak mau pergi, kita jangan pergi. Tapi kalau banyak orang yang tidak mau pergi, kita pergi.
Booking jauh hari, harga yang murah itu keluar. Misalnya beli sekarang untuk pergi tahun depan. Kenapa? Karena ada potensi penumpangnya tidak jadi terbang. Jadi uangnya hangus.
Rencanakan pembelian tiket sedini mungkin. Tergantung kasusnya. Misalnya lebaran, minimal 6 Bulan sebelumya, harga murah. Beli tiga-empat bulan sebelumnya akan mahal.
Business Gathering PASFM Bersama Tanadi Santoso, Anton Thedy, dan Robert Saputra
Business Gathering PASFM Bersama Tanadi Santoso, Anton Thedy, dan Robert Saputra
Jakarta, Sabtu 8 Maret 2014 telah diadakan acara Business Gathering PASFM. Acara ini dipersembahkan khusus 92.4 Radio PASFM jakarta untuk bertemu langsung sang motivator dengan suara khasnya Bapak Tanadi Santoso.
Selain itu acara ini juga diselenggarakan khusus bagi Mitra Bisnis PASFM untuk bertemu langsung dengan Penyiar dan Crew PASFM tentunya.
Ada Bapak Anton Thedy pengisi acara talkshow PASFM dalam acara seputar traveling setiap hari Selasa jam 10.00 WIB.
Tidak ketinggalan Bapak Robert Saputra selaku direktur Utama PASFM. Beliau juga sebagai manager di Sandler Training, satu tempat untuk belajar meningkatkan penjualan bisnis Anda.
Acara dimulai pk. 8.30 WIB berkumpul di Lobi Utama Gajah Mada Plaza dan di ikuti oleh total 190 Mitra Bisnis PASFM.
Beranjak dari Gajah Mada Plaza, Mitra Bisnis langsung menuju lokasi Gathering di Kuntum Nurseri Farm Filed. Satu tempat dengan nuansa pertanian dan peternakan dan di design untuk acara berkumpul komunitas/keluarga.
Kedatangan Mitra Bisnis di sambut nikmatnya hidangan Tauge Goreng Mak Epon yang legendaris dan direkomendasikan oleh Pak Bondan bagi para pecinta kuliner. Mitra Bisnis sangat menikmati lezatnya Tauge Goreng Mak Epon.
Di lanjutkan makan siang dan temu bareng crew PASFM dan berkenalan dengan Mitra Bisnis satu-persatu.
Serunya aca Business Gathering PASFM dilanjutkan sharing bareng oleh Bapak Tanadi Santoso hingga acara selesai dilanjutkan Kunjungan ke Istana Bogor.
Sempat diguyur hujan, TX Travel membantu rombongan menuju Bus yang akan membawa kami menuju Istana Bogor satu-persatu.
Genap sudah rombongan Mitra Bisnis dalam 5 Bus, dan dibawa menuju Istana Bogor Pk. 15.00 WIB. Rombongan Mitra Bisnis tiba di Istana Bogor pk. 16.00 dan mulai dibawa keliling oleh guide istana berkeliling kurang lebih 1 jam.
Menikmati pemandangan halaman istana, patung seni, lukisan, ruang 1000 cermin, dan berkeliling istana serta foto bareng.
Selesai sudah kunjungan ke Istana Bogor, Business Gathering pun di tutup dengan acara belanja oleh-oleh terkenal khas bogor ada Roti Unyil, Asinan, Talas Bogor, Lapis Bogor, dan Lain-lain.
Rombongan Mitra Bisnis kembali ke Jakarta pk. 16.30. 1.5 Jam rombongan tiba kembali di Gajah Mada Plaza. Demikian acara Business Gathering bareng Tanadi Santoso, Robert Saputra, dan Anton Thedy. Sampai jumpa di kesempatan lainya!
Serunya sharing bareng Kuliner Ke P. Bangka bareng @antonthedy di @SonoraFM92 Staytune!
Serunya sharing bareng Kuliner Ke P. Bangka bareng @antonthedy di @SonoraFM92 Staytune!
Buat kamu yang ada di Jabodetabek, Bangka, Manado, Pangkal Pinang, dan Pontianak jangan lewatkan serunya cerita JalanI-Jalan bareng @antonthedy ke Pulau Bangka di Sonora FM 92 Jakarta Setiap Selasa pukul 14.00
Anton Thedy Managing Director TX Travel bakal mengupas serunya jalan-jalan dan wisata kuliner di Pulau Bangka yang terkenal akan kelezatanya! Gak percaya? Staytune terus di Sonora FM 92 Jakarta.
Ayo dukung #WisDom Wisata Domestik untuk mengemat devisa negara, mengurangi pengangguran, menggerakan ekonomi setempat dan tentunya akan meningkatkan kesejahteraan. Kalau bukan kita yang promoin, siapa lagi? Admit it you love it
Cheju-do: Keindahan Hasli Karya Alam
Pulau ini sejak dulu menjadi tujuan utama wisatawan lokal yang kini merambat sehingga menarik minat dari wisatawan asing. Jaman dulu sering dijumpai pasangan muda Korea baik yang sudah menikah maupun belum menikah datang ke Pulau Jeju. Namun saat ini sudah mulai banyak turis asing terlebih lagi Indonesia, China dan Thailand terlihat berjalan-jalan di tempat-tempat wisata Pulau Jeju